Halaman

Minggu, 08 Mei 2011

Masihkah kita Mencintai Tanpa pamrih..???

Assalamualaikum wr wb...
Teman, ada sebuah kisah yang mungkin teman2 akan tertarik
sekali membacanya, suatu kisah tentang motivasi dan kisah
cinta dan kasih sebuah keluarga, cinta yg penuh ikhlas,
judulnya: Masihkah Kita Mencintai Tanpa Pamrih?
Check it out! :)
=======================================================
Masihkah Kita Mencintai Tanpa Pamrih?
=======================================================
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yang
sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno
58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang
sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih
32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal
cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke-4 tiba-
tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi
selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya
menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnya pun
sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran,
menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur.
Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV
supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak
dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum,
Untunglah tempat usaha pak Suyatno tidak begitu jauh
dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk
menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang
memandikan istrinya, mengganti pakaian dan
selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi
sambil menceritakan apa saja yang dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa
menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia
selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas
ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan
sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan
ke empat buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka
sudah dewasa tinggal si bungsu yang masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak Pak suyatno berkumpul
dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya.
Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal
dengan keluarga masing-masing dan pak suyatno
memutuskan ibumereka dia yang merawat, yang dia
inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.